Sabtu, 23 Maret 2013
SEJARAH ANESTHESI SPINAL
Penggunaan kokain pertama kali dilakukan oleh Carl Koller,
ophthalmologist dari Wina sebagai kokain topikal untuk analgesia mata
pada tahun 1884. Pada tahun 1885 , Gaedickle berhasi mendapatkan kokain
dalam bentuk ester asam benzoat yang diisolasi dari tumbukan koka
(Erythro seylon coca) yang banyak tumbuh di Pegunungan Andes. William
Halsted dan Richard Hall, ahli bedah di Roosevelt Hospital di New York
City, selangkah lebih maju dengan ide menyuntikkan anestesi lokal kokain
ke jaringan manusia dan saraf untuk menghasilkan anestesi untuk
operasi. James Leonard Corning, seorang ahli saraf di New York City,
menggambarkan penggunaan kokain untuk anestesi spinal pada 1885. Corning
pertama menyuntikkan kokain intratekal kepada
seekor anjing dan dalam beberapa menit anjing telah mengalami kelemahan
di bagian belakangnya. Berikutnya, Corning menyuntikkan kokain ke
manusia di interspace T11-T12 ke dalam ruangan yang dia pikir adalah
ruang subarachnoid. Karena Corning tidak melihat efek apapun setelah 8
menit, dia mengulangi injeksi. Sepuluh menit setelah injeksi kedua,
pasien mengeluhkan lemah di kakinya, namun mampu berdiri dan berjalan.
Pungsi dural dijelaskan oleh Paul Wynter pada tahun 1891 diikuti segera
oleh Heinrich Quincke 6 bulan kemudian. Augustus Karl Gustav Bier,
seorang ahli bedah Jerman, menggunakan 3 ml kokain 0.5% intrathecal pada
enam pasien untuk pembedahan ekstremitas bawah pada tahun 1898, dan
pada tahun 1908 dia memperkenalkan anestesi regional inatravena ( Bier’s
Blok). Dengan metode ilmiah yang benar, Bier memutuskan untuk percobaan
pada dirinya sendiri dan meneliti Post Dural Puncture Headache (PDPH).
Asistennya, Dr Otto Hildebrandt, meneliti efek injeksi kokain intratekal
dan kejadian PDPH tersebut. Setelah injeksi kokain intratekal ke
Hildebrandt, Bier melakukan percobaan pada bagian bawah tubuh
Hildebrandt dengan memberi tusukan jarum dan membakar cerutu ke kaki,
incisi di paha, avulsi rambut kemaluan, pukulan kuat dengan palu besi ke
tibia, dan torsi testis. Hildebrandt melaporkan rasa sakit minimal
atau tanpa rasa sakit selama percobaan, namun ia mengalami mual, muntah.
Bier mengaitkan PDPH dengan hilangnya LCS dan merasakan penggunaan
jarum kecil akan membantu mencegah sakit kepala.
Dudley Tait dan Guido Caglieri melakukan anestesi spinal pertama di San
Francisco, Amerika Serikat pada 1899. Mereka melakukan penelitian
menggunakan cadaver, binatang, dan pasien hidup untuk menentukan manfaat
dari pungsi lumbal, terutama dalam pengobatan sifilis. Tait dan
Caglieri menyuntikkan garam merkuri dan iodida ke dalam LCS. Rudolph
Matas, seorang ahli bedah vaskuler di New Orleans, menjelaskan
penggunaan kokain intratekal dan pertama kali menggunakan morfin dalam
ruang subarachnoid. Matas juga menggambarkan komplikasi kematian setelah
pungsi lumbal. Theodore Tuffier, seorang ahli bedah Prancis di Paris,
meneliti anestesi spinal dan melaporkan penelitiannya pada tahun 1900.
Tuffier menyatakan bahwa kokain tidak harus disuntikkan sampai cairan
cerebrospinal. Tuffier mendemonstrasikan anestesi spinal di Paris dan
mempopulerkan anestesi spinal di Eropa.
Arthur Barker, seorang profesor bedah di University of London,
melaporkan kemajuan teknik anestesi spinal pada tahun 1907, termasuk
penggunaan anestesi lokal hiperbarik, kemajuan sterilitas, dan kemudahan
teknik median daripada paramedian. Kemajuan sterilitas dan penyelidikan
mengenai penurunan tekanan darah setelah injeksi anestesi spinal
membuat anestesi spinal lebih aman dan lebih populer. Gaston Labat
adalah pendukung kuat dari anestesi spinal di Amerika Serikat dan
melakukan studi awal tentang efek posisi Trendelenburg terhadap tekanan
darah setelah anestesi spinal. George Pitkin berusaha untuk menggunakan
anestesi lokal hypobaric untuk mengontrol ketinggian level anestesi
spinal dengan mencampur prokain dengan alkohol. Lincoln Sise, ahli
anestesi di Klinik Lahey di Boston,. menggunakan teknik Barker dengan
agen anestesi lokal hiperbarik baik dengan prokain maupun tetrakain.
Anestesi spinal menjadi semakin populer dengan perkembangan baru yang
terjadi, termasuk pengenalan anestesi Sadel Block oleh Adriani dari
Romawi pada tahun 1946. Puncak popularitas anestesi spinal di Amerika
Serikat terjadi di tahun 1940, namun kekhawatiran mengenai defisit
neurologis dan komplikasi yang disebabkan menyebabkan dokter anestesi
untuk menghentikan penggunaan anestesi spinal. Perkembangan agen
anestesi intravena dan agen blok neuromuskuler bertepatan dengan
penurunan penggunaan anestesi spinal. Pada 1954 Dripps dan Vandam
menerangkan keamanan anestesi spinal pada lebih dari 10.000 pasien,
disinilah mulainya kebangkitan spinal anestesi.
Perkembangan awal jarum spinal merupakan awal pengembangan anestesi
spinal. Corning menggunakan jarum emas yang memiliki titik bevel
pendek, kanula yang fleksibel, sekrup set yang terfiksasi dan
introducer bagi jarumnya. Quincke menggunakan jarum miring yang tajam
dan berongga. Bier mengembangkan jarum yang tajam yang tidak memerlukan
sebuah introducer. Jarum tersebut memiliki diameter yang lebih besar
(15-gauge atau 17-gauge) dengan bevel yang panjang. Masalah utama dengan
jarum Bier adalah rasa sakit pada insersi dan hilangnya anestesi lokal
karena lubang besar di dura setelah pungsi dural. Jarum Barker tidak
memiliki kanula di dalamnya, terbuat dari nikel, dan memiliki bevel
tajam dengan stilet yang sesuai. Labat mengembangkan jarum nikel yang
tajam, dengan bevel yang pendek. Labat percaya bahwa bevel pendek
meminimalkan kerusakan pada jaringan ketika jarum dimasukkan.
Herbert Greene menyadari bahwa kehilangan dari CSF merupakan masalah
utama dalam anestesi spinal dan mengembangkan jarum ujung halus, jarum
ukuran kecil yang mengakibatkan insiden PDPH lebih rendah. Barnett
Greene menjelaskan bahwa penggunaan jarum 26-gauge dalam kebidanan akan
menurunkan kejadian PDPH. Jarum Greene sangat populer sampai
diperkenalkannya jarum Whitacre. Hart dan Whitacre menggunakan jarum
pencil-point untuk mengurangi PDPH dari 5-10% sampai 2%. Sprotte
memodifikasi jarum Whitacre dan mempublikasikan penelitiannya lebih
dari 34.000 anestesi spinal pada tahun 1987. Modifikasi dari jarum
Sprotte pada tahun 1990-an itulah yang sampai saat ini digunakan untuk
anestesi spinal.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar