Faktor yang menentukan tek.gas dlm
arteri & otak
1. Tekanan partial gas
2. Ventilasi paru
3. Pemindahan gas anestesi alveoli
àaliran
darah.
4. Pemindahan gas anestesi darahàjaringan
Faktor yang mempengaruhi difusi gas anestesi
:
1. Kelarutan gas anestesi dlm darah
2. Kecepatan aliran darah paru
3. Tekanan partsial gas anestesi
Jenis Obat
1. Berbentuk gas
2. Berbentuk cair
Sifat dasar yang berbentuk cair :
1. Sifat zat anestetik kuat pada konsentrasi rendah
2. Cair pada suhu kamar
3. Mudah larut dalam darah, lemak, air sel
Teknik Pemberian obat anestesi
1. Open method = Open drops
2. Semi Open Method
3. Semi Closed Method
4. Closed Method
—
OPEN
Tidak Rebreathing
Tidak absorbed CO2
—
CLOSED
ada udara ekspirasi yang dihisap kembali
menggunakan absorbed CO2 (soda lime)
1. Open Method = Open drops
Prinsip :
Obat inhalasi diteteskan pada masker
(Sungkup) dari kawat yang dilapisi dgn 5-7 lembar kain kasa
Obat inhalasi akan menguap setelah bercampur
dengan udara
Contoh : Ether, Chloroform
Keuntungan :
Sederhana
Mudah dilakukan
Oksigen dari udara
Tidak terjadi akumulasi CO2
Kerugian :
Boros
Mudah terjadi kebakaran/ ledakan
Dapat mengiritasi kulit muka
Lama baru tercapai level anestesi
2.
Semi Open Method
Prinsip
:
sama dengan open method kecuali sungkup
ditutup dengan kain tebal (handuk) sehingga gas anestesi yang terbentuk
lebih lama bertahan dalam sungkup.
Keuntungan
:
sama dengan open method
Konsentrasi obat lebih tinggi dibanding open
method
Induksi lebih cepat dibanding open method
Kerugian :
sama dengan open method
Bisa terjadi akumulasi CO2 dalam sungkup
(mudah terjadi hipoksia)
3.
Semi closed method
Prinsip
:
Penderita diinhalasikan melalui suatu masker
tertutup yang dihubungkan dengan suatu reservoir (breathing bag) dimana gas
atau obat inhalasi bercampur dgn oksigen sblm obat inhalasi terdahulu
diuapkan melalui vaporizer
Udara ekshalasi akan terbuang keluar melalui
sistem klep yg dihubungkan dgn masker
Keuntungan
:
Lebih irit
Tidak terjadi akumulasi CO2
Bahaya kebakaran/ledakan berkurang
Kerugian
:
Kalau soda lime sdh tua bisa terjadi
akumulasi CO2 => CO2 narcosis
Debu dari soda lime dapat mengiritasi paru
penderita
4.
Closed Method
Prinsip :
Obat inhalasi stlh diuapkan, diinhalasikan
melalui suatu sistem tertutup. Jadi terjadi 100% rebreathing dari udara
ekshalasi yg CO2nya sebelumnya diikat oleh suatu absorbed
Alat absorbed ini disebut “Canister”
yg berisi soda lime yg mengandung campuran NaOH dan Ca(OH)2
FARMAKOLOGI
ANESTETIK INHALASI
ETER
Tidak berwarna
Mudah menguap
Berbau merangsang sal.pernafasan
mudah terbakar & meledak
Semua tahap anestesi tampak dgn jelas
Sifat analgesik kuat
Relaksasi cukup baik
Merangsang sekresi kel.bronkus
(hipersalivasi)
Menyebabkan mual muntah
Keuntungan
;
Analgetik yang baik
Relaksasi baik
Bronchodilator
Depresi cardiovascular minimal
Dapat digunakan dengan adrenalin
Tidak berbahaya pada aritma
Kerugian
;
Bau merangsang
Mudah meledak
Mual, muntah
Hipersekresi
Induksi yang dalam menyebabkan depresi mioka
dan depresi napas
Induksi dan pemulihan lambat
HALOTAN
SIFAT
:
Cairan tak berwarna, berbau enak
Tak mudah terbakar dan meledak
EFEK
:
Efek anelgesia kurang baik
Relaksasinya cukup
Mendepresi pernafasan
Menghambat kerja otot jtg & PD
Aktivitas vagal meningkat => bradikardi
Vasodilatasi serebral, meninggikan CBF yang
sulit dikendalikan dgn anestesi hiperventilsi à tidak disukai untuk bedah
otak
Sensitisasi jantung thdp katekolamin
=> Aritmia
Penggunaan berulang => kerusakan hepar
Menghambat kontraksi otot rahim
Kelebihan dosis menyebabkan depresi napas,
menurunnya tonus simpatis, terjadi hipotensi, bradikardi, vasodilatasi
perifer, depresi vasomotor, depresi miokard dan inhibisi refleks baroreptor
Menghambat pelepasan insulin, meninggikan
kadar gula darah
Keuntungan
;
Bau enak
Tidak menyebabk sekresi
Tidak mengiritasi
Mula kerja cepat
Bronchodilator
Mual, muntah minimal
Tidak mudah terbakar
Kerugian
;
Depresi myocard, mudah aritma
Depresi pernapasan
Relaksasi kurang
Relaksasi uterus
Analgetik kurang
Menggigil
Tidak boleh digunakan dengan adrenalin
Hepatitis
ENFLURAN
Sifat Fisis :
Berbentuk cair
Mudah menguap
Berbau enak
Berat molekul 184
Titik didih 56,5OC
MAC 1,68
Koefisien partisi darah/gas
1,91
Farmakologi
SSP : Anestesi yang poten,mendepresi SSP, pd
konsentrasi 3-3,5% =>”Epileptiform”,peningkatan aliran darah otak
Kardiovaskuler : depresi pd otot jantung
& pemb. Darah
Napas : Menurunkan tidal volume, peningkatan
laju napas, depresi napas lebih kuat dibanding halotan dan
enfluran lebih iritatif dibanding halotan
4. Otot : Relaksasi moderat,
lebih baik dibanding halotan
5. Hati dan ginjal : tdk hepatotoksik & tdk nefrotoksik
6. Lain-lain : Metabolisme hanya 2-8% oleh hepar
menjadi produk nonvolatil yang dikeluarkan via urine. Sisanya
dikeluarkan melalui paru dalam bentuk asli. Induksi cepat & lancar, tdk
mual, pemulihan cepat.
Keuntungan
;
Bau menyenangkan
Induksi dan pemulihan cepat
Bronchodilator
Tidak mudah iritasi
Mual, muntah minimal
Kerugian
;
Depresi myocard
Hipotensi dan aritma dengan anestesi yang
dalam
Menggigil
Membangkitkan fokus efileptik
ISOFLURAN
Farmakologi :
SSP : Mendepresi nafas sprt anestesi
inhalasi lainnya. Pada dosis anestetik/subanestetik menurunkan laju
metabolisme otakterhadap oksigen tetapi meningkatkan CBF dan ICP
KV : Depresi jantung dan pemb.darah minimal
dibanding anestesi inhalasi lainnya à digemari untuk anestesia teknik
hipotensi dan banyak digunakan pada pasien dengan gangguan koroner
Otot : Relaksasi cukup baik dan berpotensi
dengan relaksan, pada uterus hamil menyebabkan relaksasi dan kurang responsif
jika diantisipasi dengan oksitosin sehingga dapat menyebabkan perdarahan
pasca persalinan
Hati & ginjal : Tdk hepatotoksik dan
nefrotoksik\
Lain : Induksi dan pemulihan lebih cepat
DESFLURAN
Cairan mudah menguap, agak merangsang,
jernih.
BM : 168 Da, titik didih 23,5oC
Besifat non-korosif, tidak mudah terbakar
Nilai MAC : 5,6 – 7,25% dalam oksigen
FARMAKOKINETIK
—
Potensinya kurang dibanding halotan atau isofluran.
—
Induksi cepat dicapai, waktu bangun dan pemulihan lebih cepat dari isofluran.
—
Dihalogenasi dengan fluorida, tahan terhadap biodegradasi
—
Kurang dimetabolisme, efek
toksik organ spesifik tidak ada
FARMAKODINAMIK
Efek pada pernapasan :
Iritasi ringan saluran napas, sekresi,
batuk, kadang laringospasme.
Apnoe
Efek
pada Kardiovaskuler :
Menurunkan resistensi vaskuler sistemik dan
tekanan darah arteri rata-rata.
Takikardi
Efek pada CNS :
Depresi kortikal
Supresi aktifitas EEG.
Peningkatan TIK
Delirium.
Efek pada neuromuskuler :
Menekan fungsi neuromuskuler
Meningkatkan kerja pankuronium dan
suksametonium
Efek pada Ginjal :
—
Tidak nefrotoksik
Efek yang lain :
—
Peningkatan jumlah neutrofil
— Konsentrasi
gula darah meningkat
SEVOFLURAN
—
Cairan jernih, volatile, tidak berwarna, bau tidak merangsang
—
Berat molekul 200,053 Da, titik didih 58,50C, tekanan uap jenuh 21,3 kPa (160
mmHg) pd suhu 200C
—
Kurang stabil dibanding zat volatile sebelumnya
—
Jumlah meningkat pada kenaikan
suhu, pd suhu 220C diuraikan 6,5% perjam. Setiap peningkatan 10C terjadi
peningkatan 1,6%/jam penguraian mencapai 57,4%/jam pd suhu 540C
Farmakokinetik
Koefisien partikel darah/gas 0,60-0,68;
koefisien partikel lemak/gas 47-53
Solubilitas darah/gas yg rendah à ketegangan
arteri-alveoler, induksi & pemulihan cepat dicapai
Koefisien partisi jaringan lemak/darah
sevofluran > drpd desfluran & isofluran tetapi <drpd halotan
Umur tidak berpengaruh pd koefisien partisi
zat ini dalam darah/gas
Eliminasi
& Metabolisme
Degradasi oleh soda lime, mengalami
biodegradasi yg hampir menyerupai enfluran, yg menurunkan eliminasi waktu
paruh terminal
Hasil metabolisme primer à alkohol
heksafluoroisopropil, CO2 & Ion Florida
Premedikasi dgn etanol atau fenobarbiton
untuk menginduksi enzim hati meningkatkan biodegradasi
Toksisitas
Premedikasi dgn fenobarbiton pd tikus,
pemberian 3% sevofluran dalam O2 2 jam 4 hari terus menerus atau 2,5%
sevofluran dalam O2 12 jam à morfologi hati tidak beubah serta serum aminotransferase
alanin atau amino transferase aspartat tidak meningkat
Perpanjangan anestesi dgn 1,4% sevofluran
dan NO2 pd pasien dgn fungsi hepatorenal normal à peningkatan fluorida
inorganik serum >50 umol/l
o
Metabolisme minimal pada ginjal à menurunkan resiko nefrotoksisitas
(kebalikan dari metoksifluran)
Farmakodinamik
Potensi
MAC + 2 % ( 1,71 – 2,05) dalam O2
Berkurang sampai 0,66 saat diberikan bersama
63,5% NO2
Pernapasan
Tdk menyebabkan breath-holding atau batuk;
induksinya cepat & memuaskan
Eliminasi cepat à depresi pernapasan post
operatif < Halotan
Efek pd ratio deadspace dgn Tidal volume,
deadspace & dilatasi alveolar à sama seperti Halotan
Terjadi bronkodilatasi & relaksasi otot
polos bronkiolus yg konstriksi dgn histamin atau asetilkolin à kurang efektif
dibanding halotan
o
Kardiovaskuler, Efek hampir sama atau melebihi isofluran
Heart Rate lebih lambat à akibat depresi
aktifitas simpatik tanpa perubahan aktifitas parasimpatik dan menurun atau
menghilangnya respon simpatis terhadap rangsang nyeri
o
Menyebabkan depresi (sama seperti Halotan)
o
Kontraktilitas miokard (lebih baik dibandingkan halotan)
o
Dilatator arteri koroner
o Rasio
ekstraksi eksogen miokard & ekstraksi laktat miokard menurun;
menurunkan cadangan aliran koroner (lebih
kurang dibandingkan isofluran & halotan)
Aliran darah miokard lebih besar &
resistensi aliran lebih kurang dibandingkan halotan
Bukan aritmogenik
Telah digunakan pd reseksi feokromositoma pd
manusia
SSP
Efek pd aliran darah serebral à konsumsi
& TIK menyerupai konsentrasi isofluran yg ekuipoten
Efek EEG berbeda dgn anestesi volatile lain
Tdk ada bukti aktifitas bangkitan EEG atau
motorik yg dilaporkan
Tidak menyebabkan peningkatan aliran darah
serebral pd bbrp binatang coba à akibat penurunan Tek Darah arteri sisstemik
yg menutupi efek vasodilatasi serebral
Neuromuskuler
Pelumpuh otot yg baik, efek potensiasi lebih
kuat untuk pankuronium atau vekuronium pada manusia (dibandingkan dengan
halotan & enfluran)
Derajat relaksasi yg dihasilkan cukup untuk
memudahkan intubasi trachea tanpa fasilitasi oleh pelumpuh otot
Ginjal
Menurunkan aliran darah ginjal & pd
pemberian yg lama sebabkan konsentrasi fluorida inorganik plasma dapat
melebihi kadar nefrotoksik
Hati
Tdk ada laporan hapatotoksisitas klinis pd
manusia
FARMAKOLOGI ANASTETIK INTRAVENA
Anestesi Intravena yang ideal
Bentuk stabil (cairan pH 7,4)
Mula kerja cepat (satu waktu sirkulasi
arm-brain)
Durasi singkat (tanpa akumulasi)
Efek samping cardivascular minimal (depresi
miokard)
Efek samping pernapasan minimal (depresi
moduler)
Efek samping cerebral minimal (regiritas,
kedutan)
Efek samping corticocerebellar minimal
(halusinasi)
Efek samping metabolik minimal (supresi
adrenal)
Pelepasan histamin minimal
BARBITURAT
KIMIA
Derivat asam barbiturat :
à asam lemak, kurang larut dalam air
Senyawa asam lipofilik, berikatan dengan
plasma albumin
Klasifikasi :
a. Thiobarbitiurat :
- Thiopental
- Thiamylal
b. Oxybarbiturat :
- Methohexital
FARMAKOKINETIK
Onset cepat, kerja singkat
Dosis besar/ berulang :
mekanisme pemulihan lambat
MEKANISME KERJA
Menghambat perangsangan transmisi sinaptik
Menghambat pelepasan neurotrasmiter
PENGGUNAAN KLINIS
Dosis induksi (Thiopental) :
dewasa : 2,5 – 4,5 mg/kg
anak : 5 -
6 mg/kg
bayi
: 7 - 8 mg/kg
Perlu pengurangan dosis pada kasus tertentu
Dosis premedikasi (Methohexital): 30 mg/kg,
rektal à bedah yang lama pada anak BB < 20 kg
FARMAKODINAMIK
Kardiovaskuler :
Hipotensi, kardiak output menurun, HR
meningkat,
tahanan vaskuler meningkat
Pernapasan :
Menekan pusat pernapasan
Merangsang pengeluaran saliva
Lain- lain :
Nyeri tempat suntikan, thrombophlebitis
vena, iritasi/nekrosis jaringan
Ginjal, hepar, gastrointestinal, SSP,
depresi neonatal
PROPOFOL
( 2,6 – DIISOPROPYL PHENOL )
KIMIA
—
Lipofilik alkil fenol
—
Senyawa asam sangat lemah
—
Tidak larut dalam air
—
Bentuk seperti minyak
—
Tidak terionsisasi sempurna pada pH fisiologis
FARMAKOKINETIK
Onset cepat, kerja singkat
MEKANISME KERJA
Menghambat transmisi sinaptik reseptor GABAA
pada sinaps spinal dan supraspinal
PENGGUNAAN KLINIK
—
Dosis : 1,5 – 2,5 mg/kg
Dosis diturunkan pada manula dan premedikasi
—
Untuk prosedur bedah singkat
—
Untuk anestesi maintenance
—
Untuk pelengkap analgesia
—
Karakteristik unik :
-
antiemetik
- antikonvulsan
-
antipruritus
- sifat ansiolitik
FARMAKODINAMIK
Kardiovaskular :
Tensi menurun, tahanan vaskular menurun, HR
meningkat
Pernapasan :
Menekan pernapasan à apnea
Lain-lain :
Nyeri tempat suntikan, thrombophlebitis
Gastrointestinal, hepar, ginjal dan SSP
ETOMIDATE
KIMIA
Derivat Imidazol terkarbosilasi
Senyawa basa lemah
Kurang larut dalam air
Berikatan dengan albumin plasma
FARMAKOKINETIK
Onset cepat, kerja singkat
MASA KERJA
Inhibisi transmisi sinaptik reseptor GABAA
PENGGUNAAN KLINIS
Dosis : 0,2 – 0,6 mg/kg
Sebagai induksi anestesi pada pasien dgn ggn
fungsi ventrikel, tamponade jantung, hipovolemi
Bedah saraf
FARMAKODINAMIK
Kardiovaskular :
Efeknya relatif lemah
Pernapasan :
Sedikit penekanan pada pusat per
napasan
Lain-lain :
Nyeri tempat suntikan
Persarafan : fenomena eksitasi
Gastrointestinal, hepar, ginjal, dll
BENZODIAZEPIN
KIMIA
Diazepam,Lorazepam, Midazolam
Farmakodinamik sama, Farmakokinetiknya
berbeda
FARMAKOKINETIK
Onset cepat, masa kerja berbeda
Diazepam : kerja panjang ( 0,2 –
0,5 mg/kg/mnt)
Lorazepam : kerja sedang ( 0,8 –
1,8 mg/kg/mnt)
Midazolam : kerja singkat ( 6 – 11
mg/kg/mnt)
Metabolisme di hepar
Fase I : oksidasi mikrosomal
Fase II : konjugasi glukoronida
Diazepam à desmethyldiazepam
à
oksazepam
Lorazepam à metabolik inaktif
Midazolam à 1-hydroxymidazolam dan
4-hydroxymidazolam
MEKANISME KERJA
Interaksi pengikatan diazepam dengan
reseptor GABAA
PENGGUNAAN KLINIS
Premedikasi
Sedasi intravena
Induksi dan maintenance
Terapi antikonvulsi
FARMAKODINAMIK
Kardiovaskular :
Tensi menurun, kardiak output tetap,
HR sedikit bervariasi
Pernapasan :
Depresi pernapasan à apnea
Lain-lain :
Pembuluh darah, otot, hepar, ginjal
KETAMIN
KIMIA
Derivat Pensiklidin
Kurang larut dalam air
FARMAKOKINETIK
Onset cepat, kerja singkat
MEKANISME KERJA
Penghambatan eksitasi transmisi sinaptik
oleh antagonis reseptor N-Metil-D-Aspartase (NMDA)
PENGGUNAAN KLINIS
Keadaan emergensi à dosis dikurangi
Induksi anestesi kondisi khusus
dosis : 0,5 – 2 mg/kg
Bahan pilihan untuk induksi pada pasien
tertentu
Dosis subanestesi :
0,2 – 0,5 mg/kg, bolus intermiten
10 – 20 ug/kg/mnt, infus
Sifat menguntungkan
FARMAKODINAMIK
Kardiovaskular :
Berlawanan dengan obat anestesi intravena
yang lain
Pernapasan :
Tidak mudah menekan pernapasan; efek
bronkodilator
Merangsang sekresi saliva
Lain-lain:
Mata, SSP, otot, hepar, ginjal, efek
psikomimetik
KESIMPULAN
Tidak ada obat anestesi iv yang sangat ideal
à dokter harus pandai memilih dan memberi obat yang tepat
Umumnya obat anesteti i.v :
- bersifat
lipofilik
- onset cepat,
kerja singkat, efek kumulatif,
metabolisme di hati
- efek hipotensi, menekan
pernapasan, nyeri ditempat
suntikan. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar