Minggu, 24 Februari 2013

ANASTESI INHALASI

natesi inhalasi

Anastesi inhalasi

Faktor  yang menentukan tek.gas dlm arteri & otak
            1. Tekanan partial gas
            2. Ventilasi paru
            3. Pemindahan gas anestesi alveoli àaliran       
             darah.
            4. Pemindahan gas anestesi darahàjaringan

Faktor yang mempengaruhi difusi gas anestesi :
            1. Kelarutan gas anestesi dlm darah
            2. Kecepatan aliran darah paru
            3. Tekanan partsial gas anestesi

Jenis Obat
            1. Berbentuk gas
            2. Berbentuk cair

Sifat dasar yang berbentuk cair :
            1. Sifat zat anestetik kuat pada konsentrasi rendah
            2. Cair pada suhu kamar
            3. Mudah larut dalam darah, lemak, air sel

Teknik Pemberian obat anestesi
            1. Open method = Open drops
            2. Semi Open Method
            3. Semi Closed Method
            4. Closed Method

—        OPEN
             Tidak Rebreathing
             Tidak absorbed CO2

—        CLOSED
            ada udara ekspirasi yang dihisap kembali
            menggunakan absorbed CO2 (soda lime) 




1. Open Method = Open drops
Prinsip :
Obat inhalasi diteteskan pada masker  (Sungkup) dari kawat yang dilapisi dgn 5-7  lembar kain kasa
Obat inhalasi akan menguap setelah bercampur dengan udara
Contoh : Ether, Chloroform
Keuntungan :
Sederhana
Mudah dilakukan
Oksigen dari udara
Tidak terjadi akumulasi CO2

Kerugian :
Boros
Mudah terjadi kebakaran/ ledakan
Dapat mengiritasi kulit muka
Lama baru tercapai level anestesi


2. Semi Open Method
Prinsip :
sama dengan open method kecuali sungkup ditutup dengan kain tebal (handuk) sehingga gas anestesi yang  terbentuk lebih lama bertahan dalam sungkup.

Keuntungan :
sama dengan open method
Konsentrasi obat lebih tinggi dibanding open method
Induksi lebih cepat dibanding open method

Kerugian :
sama dengan open method
Bisa terjadi akumulasi CO2 dalam sungkup (mudah terjadi hipoksia)
3. Semi closed method
Prinsip :
Penderita diinhalasikan melalui suatu masker tertutup yang dihubungkan dengan suatu reservoir (breathing bag) dimana gas atau obat inhalasi bercampur dgn oksigen sblm obat inhalasi terdahulu diuapkan melalui vaporizer
Udara ekshalasi akan terbuang keluar melalui sistem klep yg dihubungkan dgn masker

Keuntungan :
Lebih irit
Tidak terjadi akumulasi CO2
Bahaya kebakaran/ledakan berkurang

Kerugian :
Kalau soda lime sdh tua bisa terjadi akumulasi CO2 => CO2 narcosis
Debu dari soda lime dapat mengiritasi paru penderita





4. Closed Method
Prinsip : 
Obat inhalasi stlh diuapkan, diinhalasikan melalui suatu sistem tertutup. Jadi terjadi 100% rebreathing dari udara ekshalasi yg CO2nya sebelumnya diikat oleh suatu absorbed
 Alat absorbed ini disebut “Canister” yg berisi soda lime yg mengandung campuran NaOH dan Ca(OH)2

FARMAKOLOGI
ANESTETIK INHALASI

 
ETER
Tidak berwarna
 Mudah menguap
 Berbau merangsang sal.pernafasan
 mudah terbakar & meledak
 Semua tahap anestesi tampak dgn jelas
 Sifat analgesik kuat
 Relaksasi cukup baik
 Merangsang sekresi kel.bronkus (hipersalivasi)
 Menyebabkan mual muntah

Keuntungan ;
Analgetik yang baik
Relaksasi baik
Bronchodilator
Depresi cardiovascular minimal
Dapat digunakan dengan adrenalin
Tidak berbahaya pada aritma

Kerugian ;
Bau merangsang
Mudah meledak
Mual, muntah
Hipersekresi
Induksi yang dalam menyebabkan depresi mioka dan depresi napas
Induksi dan pemulihan lambat
 

HALOTAN
SIFAT :
 Cairan tak berwarna, berbau enak
 Tak mudah terbakar dan meledak




EFEK :
Efek anelgesia kurang baik
Relaksasinya cukup
Mendepresi pernafasan
Menghambat kerja otot jtg & PD
Aktivitas vagal meningkat => bradikardi
 
Vasodilatasi serebral, meninggikan CBF yang sulit dikendalikan dgn anestesi hiperventilsi à tidak disukai untuk bedah otak
Sensitisasi jantung thdp katekolamin =>    Aritmia
Penggunaan berulang => kerusakan hepar
Menghambat kontraksi otot rahim
Kelebihan dosis menyebabkan depresi napas, menurunnya tonus simpatis, terjadi hipotensi, bradikardi, vasodilatasi perifer, depresi vasomotor, depresi miokard dan inhibisi refleks baroreptor
Menghambat pelepasan insulin, meninggikan kadar gula darah

Keuntungan ;
Bau enak
Tidak menyebabk sekresi
Tidak mengiritasi
Mula kerja cepat
Bronchodilator
Mual, muntah minimal
Tidak mudah terbakar

Kerugian ;
Depresi myocard, mudah aritma
Depresi pernapasan
Relaksasi kurang
Relaksasi uterus
Analgetik kurang
Menggigil
Tidak boleh digunakan dengan adrenalin
Hepatitis



ENFLURAN
Sifat Fisis :
            Berbentuk cair
 Mudah menguap
 Berbau enak
 Berat molekul 184
Titik didih 56,5OC
 MAC 1,68
Koefisien partisi darah/gas 1,91   
Farmakologi
SSP : Anestesi yang poten,mendepresi SSP, pd konsentrasi 3-3,5% =>”Epileptiform”,peningkatan aliran darah otak
Kardiovaskuler : depresi pd otot jantung & pemb. Darah
Napas : Menurunkan tidal volume, peningkatan laju napas, depresi napas lebih kuat dibanding    halotan dan enfluran lebih iritatif dibanding halotan

4.   Otot : Relaksasi moderat, lebih baik  dibanding halotan

5.   Hati dan ginjal : tdk hepatotoksik & tdk nefrotoksik
6.   Lain-lain : Metabolisme  hanya  2-8% oleh hepar menjadi produk nonvolatil  yang dikeluarkan via urine. Sisanya  dikeluarkan melalui paru dalam bentuk asli. Induksi cepat & lancar, tdk mual, pemulihan cepat.


Keuntungan ;
Bau menyenangkan
Induksi dan pemulihan cepat
Bronchodilator
Tidak mudah iritasi
Mual, muntah minimal

Kerugian ;
Depresi myocard
Hipotensi dan aritma dengan anestesi yang dalam
Menggigil
Membangkitkan fokus efileptik
   
ISOFLURAN
Farmakologi :
SSP : Mendepresi nafas sprt anestesi inhalasi lainnya. Pada dosis anestetik/subanestetik menurunkan laju metabolisme otakterhadap oksigen tetapi meningkatkan CBF dan ICP

KV : Depresi jantung dan pemb.darah minimal dibanding anestesi inhalasi lainnya à digemari untuk anestesia teknik hipotensi dan banyak digunakan pada pasien dengan gangguan koroner

Otot : Relaksasi cukup baik dan berpotensi dengan relaksan, pada uterus hamil menyebabkan relaksasi dan kurang responsif jika diantisipasi dengan oksitosin sehingga dapat menyebabkan perdarahan pasca persalinan

Hati & ginjal : Tdk hepatotoksik dan nefrotoksik\
Lain : Induksi dan pemulihan lebih cepat 



DESFLURAN
Cairan mudah menguap, agak merangsang, jernih.
BM : 168 Da, titik didih 23,5oC
Besifat non-korosif, tidak mudah terbakar
Nilai MAC : 5,6 – 7,25% dalam oksigen

FARMAKOKINETIK
—        Potensinya kurang dibanding halotan atau isofluran.
—        Induksi cepat dicapai, waktu bangun dan pemulihan lebih cepat dari isofluran.
—        Dihalogenasi dengan fluorida, tahan terhadap biodegradasi
                Kurang dimetabolisme, efek toksik organ spesifik tidak ada

FARMAKODINAMIK
Efek pada pernapasan :
Iritasi ringan saluran napas, sekresi, batuk, kadang laringospasme.
Apnoe
 
Efek pada Kardiovaskuler :
Menurunkan resistensi vaskuler sistemik dan tekanan darah arteri rata-rata.
Takikardi
Efek pada CNS :
Depresi kortikal
Supresi aktifitas EEG.
Peningkatan TIK
Delirium.
Efek pada neuromuskuler :
Menekan fungsi neuromuskuler
Meningkatkan kerja pankuronium dan suksametonium
Efek pada Ginjal :
—        Tidak nefrotoksik

Efek yang lain :
—        Peningkatan jumlah neutrofil
—        Konsentrasi gula darah meningkat

SEVOFLURAN
—        Cairan jernih, volatile, tidak berwarna, bau tidak merangsang
—        Berat molekul 200,053 Da, titik didih 58,50C, tekanan uap jenuh 21,3 kPa (160 mmHg) pd suhu 200C
—        Kurang stabil dibanding zat volatile sebelumnya
                Jumlah meningkat pada kenaikan suhu, pd suhu 220C diuraikan 6,5% perjam. Setiap peningkatan 10C terjadi peningkatan 1,6%/jam penguraian mencapai 57,4%/jam pd suhu 540C



Farmakokinetik
Koefisien partikel darah/gas 0,60-0,68; koefisien partikel lemak/gas 47-53
Solubilitas darah/gas yg rendah à ketegangan arteri-alveoler, induksi & pemulihan cepat dicapai
Koefisien partisi jaringan lemak/darah sevofluran > drpd desfluran & isofluran tetapi <drpd halotan
Umur tidak berpengaruh pd koefisien partisi zat ini dalam darah/gas

Eliminasi & Metabolisme
Degradasi oleh soda lime, mengalami biodegradasi yg hampir menyerupai enfluran, yg menurunkan eliminasi waktu paruh terminal
Hasil metabolisme primer à alkohol heksafluoroisopropil, CO2 & Ion Florida
Premedikasi dgn etanol atau fenobarbiton untuk menginduksi enzim hati meningkatkan biodegradasi

Toksisitas
Premedikasi dgn fenobarbiton pd tikus, pemberian 3% sevofluran dalam O2 2 jam 4 hari terus menerus atau 2,5% sevofluran dalam O2 12 jam à morfologi hati tidak beubah serta serum aminotransferase alanin atau amino transferase aspartat tidak meningkat
Perpanjangan anestesi dgn 1,4% sevofluran dan NO2 pd pasien dgn fungsi hepatorenal normal à peningkatan fluorida inorganik serum >50 umol/l
o       Metabolisme minimal pada ginjal à menurunkan resiko nefrotoksisitas (kebalikan dari metoksifluran)

Farmakodinamik
Potensi
MAC + 2 % ( 1,71 – 2,05) dalam O2
Berkurang sampai 0,66 saat diberikan bersama 63,5%  NO2
 
Pernapasan
Tdk menyebabkan breath-holding atau batuk; induksinya cepat & memuaskan
Eliminasi cepat à depresi pernapasan post operatif < Halotan
Efek pd ratio deadspace dgn Tidal volume, deadspace & dilatasi alveolar à sama seperti Halotan
Terjadi bronkodilatasi & relaksasi otot polos bronkiolus yg konstriksi dgn histamin atau asetilkolin à kurang efektif dibanding halotan
o       Kardiovaskuler, Efek hampir sama atau melebihi isofluran
Heart Rate lebih lambat à akibat depresi aktifitas simpatik tanpa perubahan aktifitas parasimpatik dan menurun atau menghilangnya respon simpatis terhadap rangsang nyeri
o       Menyebabkan depresi (sama seperti Halotan)
o       Kontraktilitas miokard (lebih baik dibandingkan halotan)
o       Dilatator arteri koroner
o       Rasio ekstraksi eksogen miokard & ekstraksi laktat miokard menurun;
menurunkan cadangan aliran koroner (lebih kurang dibandingkan isofluran & halotan)
Aliran darah miokard lebih besar & resistensi aliran lebih kurang dibandingkan halotan
Bukan aritmogenik
Telah digunakan pd reseksi feokromositoma pd manusia
 
SSP
Efek pd aliran darah serebral à konsumsi & TIK menyerupai konsentrasi isofluran yg ekuipoten
 
Efek EEG berbeda dgn anestesi volatile lain
 
Tdk ada bukti aktifitas bangkitan EEG atau motorik yg dilaporkan
 
Tidak menyebabkan peningkatan aliran darah serebral pd bbrp binatang coba à akibat penurunan Tek Darah arteri sisstemik yg menutupi efek vasodilatasi serebral
Neuromuskuler
Pelumpuh otot yg baik, efek potensiasi lebih kuat untuk pankuronium atau vekuronium pada manusia (dibandingkan dengan halotan & enfluran)
Derajat relaksasi yg dihasilkan cukup untuk memudahkan intubasi trachea tanpa fasilitasi oleh pelumpuh otot
Ginjal
Menurunkan aliran darah ginjal & pd pemberian yg lama sebabkan konsentrasi fluorida inorganik plasma dapat melebihi kadar nefrotoksik
Hati
Tdk ada laporan hapatotoksisitas klinis pd manusia
   
FARMAKOLOGI ANASTETIK INTRAVENA
Anestesi Intravena yang ideal
Bentuk stabil (cairan pH 7,4)
Mula kerja cepat (satu waktu sirkulasi arm-brain)
Durasi singkat (tanpa akumulasi)
Efek samping cardivascular minimal (depresi miokard)
Efek samping pernapasan minimal (depresi moduler)
Efek samping cerebral minimal (regiritas, kedutan)
Efek samping corticocerebellar minimal (halusinasi)
Efek samping metabolik minimal (supresi adrenal)
Pelepasan histamin minimal
         
BARBITURAT
KIMIA
Derivat asam barbiturat :
            à asam lemak, kurang larut dalam air
Senyawa asam lipofilik, berikatan dengan plasma albumin
Klasifikasi :
            a. Thiobarbitiurat :        
                        - Thiopental
                        - Thiamylal
            b. Oxybarbiturat :
                        - Methohexital 
FARMAKOKINETIK
Onset cepat, kerja singkat
Dosis besar/ berulang :
            mekanisme pemulihan lambat
 
MEKANISME KERJA
Menghambat perangsangan transmisi sinaptik
Menghambat pelepasan neurotrasmiter
 
PENGGUNAAN KLINIS
Dosis induksi (Thiopental) :
            dewasa : 2,5 – 4,5 mg/kg
            anak     : 5    -  6    mg/kg
            bayi                  : 7    -  8    mg/kg
Perlu pengurangan dosis pada kasus tertentu
Dosis premedikasi (Methohexital): 30 mg/kg, rektal à bedah yang lama pada anak BB < 20 kg 
FARMAKODINAMIK
Kardiovaskuler :
Hipotensi, kardiak output menurun, HR meningkat,                    tahanan vaskuler meningkat
Pernapasan :
Menekan pusat pernapasan
Merangsang pengeluaran saliva
Lain- lain :
Nyeri tempat suntikan, thrombophlebitis vena, iritasi/nekrosis   jaringan
Ginjal, hepar, gastrointestinal, SSP, depresi neonatal
   
PROPOFOL
( 2,6 – DIISOPROPYL PHENOL )

KIMIA
—        Lipofilik alkil fenol
—        Senyawa asam sangat lemah
—        Tidak larut dalam air
—         Bentuk seperti minyak
—        Tidak terionsisasi sempurna pada pH fisiologis
FARMAKOKINETIK
Onset cepat, kerja singkat
 
MEKANISME KERJA
Menghambat transmisi sinaptik reseptor GABAA pada sinaps spinal dan supraspinal
PENGGUNAAN KLINIK
—        Dosis : 1,5 – 2,5 mg/kg
            Dosis diturunkan pada manula dan premedikasi
—        Untuk prosedur bedah singkat
—        Untuk  anestesi maintenance
—        Untuk pelengkap analgesia
—        Karakteristik unik :
                        - antiemetik                  - antikonvulsan
                        - antipruritus                 - sifat ansiolitik
 
FARMAKODINAMIK
Kardiovaskular :
Tensi menurun, tahanan vaskular menurun, HR meningkat
Pernapasan :
Menekan pernapasan à apnea
Lain-lain :
Nyeri tempat suntikan, thrombophlebitis
Gastrointestinal, hepar, ginjal dan SSP
   
ETOMIDATE
KIMIA
Derivat Imidazol terkarbosilasi
Senyawa basa lemah
Kurang larut dalam air
Berikatan dengan albumin plasma
FARMAKOKINETIK
Onset cepat, kerja singkat
MASA KERJA
Inhibisi transmisi sinaptik reseptor GABAA
 
PENGGUNAAN KLINIS
Dosis : 0,2 – 0,6 mg/kg
Sebagai induksi anestesi pada pasien dgn ggn fungsi ventrikel, tamponade jantung, hipovolemi
Bedah saraf
   
FARMAKODINAMIK
Kardiovaskular :
Efeknya relatif lemah
Pernapasan :
Sedikit penekanan pada  pusat per napasan
Lain-lain :
Nyeri tempat suntikan
Persarafan : fenomena eksitasi
Gastrointestinal, hepar, ginjal, dll
   
BENZODIAZEPIN
KIMIA
Diazepam,Lorazepam, Midazolam
Farmakodinamik sama, Farmakokinetiknya berbeda
FARMAKOKINETIK
Onset cepat, masa kerja berbeda
Diazepam   : kerja panjang ( 0,2 – 0,5 mg/kg/mnt)
Lorazepam : kerja sedang   ( 0,8 – 1,8 mg/kg/mnt)
Midazolam : kerja singkat  ( 6 – 11 mg/kg/mnt)
Metabolisme di hepar
            Fase I   : oksidasi mikrosomal
            Fase II : konjugasi glukoronida
            Diazepam   à desmethyldiazepam
                                     à oksazepam
            Lorazepam à metabolik inaktif
            Midazolam à 1-hydroxymidazolam dan
                                            4-hydroxymidazolam
MEKANISME KERJA
Interaksi pengikatan diazepam dengan reseptor GABAA
PENGGUNAAN KLINIS
Premedikasi
Sedasi intravena
Induksi dan maintenance
Terapi antikonvulsi
FARMAKODINAMIK
Kardiovaskular :
Tensi menurun, kardiak output tetap, HR   sedikit bervariasi
Pernapasan :
Depresi pernapasan à apnea
Lain-lain :
Pembuluh darah, otot, hepar, ginjal
       
KETAMIN
KIMIA
Derivat Pensiklidin
Kurang larut dalam air
FARMAKOKINETIK
Onset cepat, kerja singkat
MEKANISME KERJA
Penghambatan eksitasi transmisi sinaptik oleh antagonis reseptor N-Metil-D-Aspartase (NMDA)
PENGGUNAAN KLINIS
Keadaan emergensi à dosis dikurangi
Induksi anestesi kondisi khusus
            dosis : 0,5 – 2 mg/kg
Bahan pilihan untuk induksi pada pasien tertentu
Dosis subanestesi :
            0,2 – 0,5 mg/kg, bolus intermiten
            10 – 20 ug/kg/mnt, infus
Sifat menguntungkan
FARMAKODINAMIK
Kardiovaskular :
Berlawanan dengan obat anestesi intravena yang lain
Pernapasan :
Tidak mudah menekan pernapasan; efek bronkodilator
Merangsang sekresi saliva
Lain-lain:
Mata, SSP, otot, hepar, ginjal, efek psikomimetik
KESIMPULAN
Tidak ada obat anestesi iv yang sangat ideal à dokter harus pandai memilih dan memberi obat yang tepat
Umumnya obat anesteti i.v :
            -           bersifat lipofilik            
            -           onset cepat, kerja singkat, efek kumulatif,          metabolisme di hati
            -           efek hipotensi, menekan pernapasan, nyeri        ditempat  suntikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar