Minggu, 24 Februari 2013

ANASTHESI

Definisi :
Peristiwa ilangnya sensasi, perasaan ( panas, raba, posture ) dan nyeri bahkan hilangnya kesadaran, sehingga memungkinkan dilakukannya tindakan pembedahan
Trias Anestesi :
1. Analgesia ( Hilangnya nyeri )
2. Hipnotik ( Hilang kesadaran )
3. Relaksasi otot ( Muscle Relaxan )

Ruang lingkup kerja anestesi :
1. Ruang operasi
2. ICU
3. UGD
Persiapan Anestesi :
Tujuan :
1. Mempersiapkan mental dan fisik penderita secara optimal
2. Merencanakan & memilih tehnik & obat-obat anestesi yang sesuai
3. Mengurangi angka kesakitan
4. Mengurangi angka mortalitas
Tahap :
1. Informed consent
2. Periksa keadan ummum pasien :
- Anamnesis
- Fisik diagnostik
- Pemeriksaan Lab
- Kelas / status penyakit
3. ASA Menentukan grade operasi
4. Masukan oral dibatasi ( Puasa )
5. Tehnik operasi
6. Resiko operasi
7. Premedikasi
Tujuan Premedikasi :
1. Menenangkan penderita
2. Mengurangi rasa sakit
3. Memudahkan induksi
4. Mengurangi dosis obat- obat anestesi
5. Menngurangi refleks yang tidak diinginkan
6. Mengurangi sekresi kelainan mulut & saluran nafas
7. Mencegah mual dan muntah pasca bedah
8. Mencegah penderita ingat situasi selama operasi ( menciptakan amnesia )
Obat – obatan Premedikasi :
1. Sedativa, transquilizer
2. Analgetika narkotika
3. Alkaloid belladona :
- Anti sekresi
- Mengurangi efek vagal terhadap jantung dari obat-obat
- Impuls afferent abdomen, thorax, mata
4. Anti emetik
Klasifikasi Status Fisik :
- ASA I : Pasien normal / sehat
- ASA II : Pasien dengan penyakit sistemik ringan
- ASA III : Pasien dgn peny. Sistemik berat sehingga aktivitas rutin terbatas
- ASA IV : Pasien dengan peny. Sistemik berat tidak dapat melakukan aktivitas rutin dan penyakitnya – mengancam kematian
- ASA V : Pasien emergensi / muribund, dengan atau tanpa operasi hidupnya tidak lebih dari 24 jam
Tehnik Anestesi :
1. Umum ( Narkose Umum )
2. Lokal / Regional Anestesi
Yang membedakan : Kesadaran
Anestesi Umum
Tehnik :
1. Inhalasi
2. Intravena
3. Intra Muscular
- Pada operasi anak – anak
- Operasi yang sebentar
Tehnik Penguasaan jalan nafas :
1. Sungkup
Dibagi 2 :
- Triple
- Manuver
Indikasi :
- Untuk operasi yang sebentar
- Untuk pasien yang posisinya tidak sulit
2. Intubasi ( ETT ) ada 2 :
a. Spontan : Nafas sendiri tanpa muscle relaxan
b. Kontrol : Dengan muscle relaxan
Indikasi Intubasi :
- Pasien operasi
- Pasien bukan operasi ( Cth : Stroke, gagal nafas, koma )
Komplikasi Intubasi :
a. Pada saat intubasi
 Sudah terjadi kompilkasi
b. Selama Intubasi
- Aspirasi
- Trauma ggigi geligi
- Laserasi bibir, gusi, laring
- Hipertensi, takikardi
- Spasme Bronchus
c. Setelah Intubasi :
- Spasme laring
- Aspirasi
- Gangguan fonasi
- Edema glotis – sunglotis
- Infeksi larinng, faring, trakhea
Indikasi anestesi umum
1. Infant & anak usia muda
2. Dewasa yang memilih anestesi ummum
3. Pembedahannya luas / eskstensif
4. Penderita sakit mental
5. Pembedahan lama
6. Pembedahan dimana anestesi lokal tidak praktis atau tidak memuaskan
7. Riwayat penderita tksik / alergi obat anestesi lokal
8. Penderita dengan pengobatan antikoagulantia
Anestesi Lokal :
Tehnik :
1. Topikal ( Anestesi permukaan )
2. Infiltrasi lokal
3. Field Block ( Anestesi / lapaangan )
4. Nerve Block ( Block Syaraf )
5. Spinal Block ( LCS )
6. Epidural Block
7. Intravenous local anestesi
Obat – obat anestesi lokal :
1. Potensi rendah, lama kerja pendek
Ex : Procain, chloroprocain
2. Potensi sedang, lama kerja sedang
Ex : Lidocain, Mopivacain, prilokain
3. Potensi kuat, lama kerja panjang
Ex : Bupivacain , Tetracain
Golongan obat anestesi lokal :
1. Golongan eter ( -COOC – )
Kokain, Benzokain, Ametocaine, Prokain ( Novokain), Tetrakain ( Pentokain ), Chloropocain ( Nesakain )
2. Golongan Amida ( – NHCO – )
Lidocain, Mepivacain, Prilocain, Bupivacain, Etidokain, Dibukain, ropivakain, levobupivacain
Sebelum dilakuan sungkup atau intubasi ada : Induksi :
- Inhalasi
- Parenteral ( IV & IM )
Selama operasi harus ada pemantauan ( Tanda – tanda vital : yaitu : Tensi, suhu, respirasi, nadi ). Tujuannya adalah untuk mengurangi terjadinya komplikasi anestesi operasi.
Setelah operasi dilakukan :
Ekstubasi :
 RR ( Recovery Room ) Bisa terjadi komplikasi juga. EX : Muntah, tensi tinggi, dll
 Di RR : Setelah 2 jam atau kurang dihitung ALDRENE SCORE ( Sadar, tensi stabil, nafas lagi )
 Jika ALDRENE SCORE :
- > 8  Masuk ruang perawatan
- < 7  ICU
Indikasi pasien masuk ICU :
1. Gagal nafas
2. Gagal jantung
3. Koma
4. Post operasi besar
5. Post cardiac arrest
Selain itu pasien dari :
1. UGD ( Pasien karena trauma kapitis, stroke )
2. Ruang perawatan
Pasien masuk ICU diharapkan = harapan hidupnya lebih besar
Perioperatif :
1. Therapi cairan :
- Maintenance ( Pemeliharaan )
- Resusitasi ( Pasien shock, perdarahan )
Normal cairan didalam tubuh : 60 – 70 % BB/TBW ( Total body water )
2. Therapi darah :
Faktor yang mempengaruhi dosis obat :
1. Usia
2. Suhu
3. Emosi
4. Penyakit
Obat Premedikasi :
1. Golongan antikolinergik
- Atropin
- Scopolamin ( Hyoscine )
- Glycopyrolat
2. Golongan hipnotik – sedative
- barbiturat : Phenobarbital ( Luminal )
- Benzodizepine , diazepam
3. Golongan Analgetik narkotik
- Morphin
- Petidin
4. Golongan Transquilizer ( Anti Histamin )
- Phenotiazine : Phenergen
- Chlorpomazine : Largactil
5. Golongan Nevroleptik
- Deperidol
- Dehydrobenzoperidol
Enteral :
 Masuk Usus melalui NGT :
- Gastrostomi
- Yeyenostomi
- Illeustomi
Nutrien : Adalah zat nutrisi yang masuk dalam tubuh
1. Karbohidrat
2. Protein : 4 kal
3. Lipid : ( kal
4. Trace element
Kebutuhan kalori : 25 kal / kgBB
TBW :
- Cairan intrasel (40%)
a. Terdiri dari : kalium, Mg, fosfat (kalium paling banyak)
b. Otak, Hb, eritrosit
- Cairan Ekstrasel (20%)
a. Cairan interstisial (antar sel) : 15%
b. Plasma (cairan intravaskular) : 5%
c. Terdiri dari : Na, Cl (Na paling banyak)
 Kehilangan cairan lebih dari 20 % harus di intervensi (dikompensasi).
Jenis – jenis cairan :
1. Koloid (plasma ekspander)  intravena
- Gelatin (lemak sel, gelafundin, gelofusin)
- Polimer dextrosa (dextran 40, dextran 70)
- Turunan kanji
- Hidroksi – etil starch (haes, ekspafusin)
2. Kristaloid (elektrolit)
- Dextrosa 5 % (dewasa)
- Ringer laktat (RL)
- NaCl 0,9 %
- Asetat ringer (asering)
Indikasi transfusi darah :
1. Perdarahan akut sampai Hb < 8 gr % atau Ht < 30 %
Pada orang tua, kelainan paru, kelainan jantung,
Hb < 10 gr %
2. Bedah mayor kehilangan darah 20 % volume darah
RJPO (Resusitasi jantung dan paru)
Adalah tindakan untuk memulihkan keadaan pasien dengan tahapan A – B – C – D.
Indikasi RJPO :
- Henti jantung
- Henti nafas
Therapi oksigen : Sebelum, selama, setelah operasi
Indikasi :
- Post operasi ada gangguan nafas (dekomp kordis)
- Depresi nafas
Kadar oksigen murni di ruangan : 20 – 21 %
Kadar oksigen dalam tabung : 100 %
teknik pemberian
1. Nasal kateter
2. Nasal kanul
3. Fis mas (sungkup) :
- non rebiliting (tanpa balon)
- rebiliting (dengan balon)
Tidal volume : 8 – 15
Minute volume (MV) = tidal volume x RR
Cardiac output (CO) = stroke volume x RR (5 – 8 liter)
Nutrisi : parenteral, enteral
Parenteral : Masuk ke pembuluh darah :
- Perifer, melalui : V. Radialis, V. Femoralis
- Sentral, melalui : pembuluh darah besar, V. Subclavia, V.cava.
Batasan kekentalan osmoler : 900 ml osm
900 ml osm  sentral
Spinal
Indikasi :
Untuk pembedahan, daerah tubuh yang dipersyarafi cabang T 4 Kebawah
Kontra Indikasi ;
Kelainan pembekuan darah, syok hypopolemia, septocemia, Peningkatan tekanan intrakranial, infeksi klulit pada daerah fungsi
Komplikasi :
- Dini : Gangguan pada sirkulasi, respirasi, GIT
- Terjadi kemudian ( Delayed )
Pemeriksaan Pra bedah / Persiapan pasien :
Dasar tinadakan pertolongan gawat darurat :
1. Evaluasi * pengendalian jalan nafas
2. Ventilasi dan oksigenasi
3. Pengendalian sirkulasi
4. Tindakan hemostatis
5. Evaluasi terhadap cedera
6. Monitoring
Kasus :
- Bedah  Illeus, hernia incarcerata
- Kebidanan  Plasenta previa, solutio plasenta
- Syaraf  Perdarahan intra cranii, fraktur basis cranii
- Mata  Trauma Bulbi
Penyakit :
- lambung penuh
- Syok
- Gangguan alektrolit & asam basa
- Kadar gula darah naik
Pengelolaan pasca Bedah :
1. Awasi keadaan vital
2. Perbaiki deposit cairan, darah dan elektrolit
3. Tangulangi penyakit yang menyertai
Pada Pasien tanpa mondok
Pilihan pasien :
1. Sebaiknya termasuk kategori ASA I, dapat status fisik ASA II
2. Pembedahan superfisial, bukan tindakan bedah didalam kranium, toraks atau abdomen
3. Lama pembedahan tidak melebihi 60 menit
4. Perdarahan & perubahan fisiologis yang terjadi minat
EX : - Insisi Abses
- Sirkumsisi
- Kuretase
- Hernia Inguinalis ( Pada anak )
- Reposisi fraktur
Syarat TM
1. Induksi cepat & lancar
2. Analgesi cukup baik
3. Cukup dalam untuk pembedahan
4. Masa pulih sadar cepat
5. Komplikasi anestesi pasaca bedah luminal
Tehnik Anestesi
- Lokal
- Prokain 1% – 2,5%
- Lidokain 0,5% – 1%
- Regional
- Intra vena - Block Subarachnoid
- Block regional - Umum
Komplikasi ( Nyeri kepala )
- Mual
- Muntah
- Nyeri pada otot
- Nyeri pada tenggorok
- Batuk – batuk
Anestesi Obstetrik :
- Analgesi lokal
1. Spinal
2. Epidural
3. Caudal
4. Paraservcikal
 Tehnik ini ( Anest. Obstetrik ) dikontraindikasikan pada :
- Infeksi didaerah fungsi
- Gangguan pembekuan darah
- Hipovolemia
- Pasien menolak
 Hipotensi, muntah,meningitis/ encephalitis
- Komplikasi
1. Aspirasi paru
2. Gangguan respirasi
3. Gangguan kardiovasculer
Anestesi Pediatrik :
Permasalahan :
- Pernafasan - Suhu tubuh
- Kardio – sirkulasi - Cairan tubuh
Massa anestesi :
- Intubasi
- Induksi inhalasi
- Induksi intravena

Tidak ada komentar:

Posting Komentar