Rabu, 27 Februari 2013

CAIRAN PERIOPERATIF

Perioperatif Fluid Management
dr. Isngadi, M.Kes., SpAn
Dept. Anesthesiology
dr. Saiful Anwar Hospital / Brawijaya University, School of Medicine
Malang
Fisiologi Cairan Tubuh
 
         ICF                ISF                 IVF
          40 %             15%                 5%
            Total Cairan tubuh : 60% BB
Tujuan Penatalaksanaan Cairan Perioperatif
Mempertahankan volume intravascular
Menjaga Transport Oksigen
Memenuhi Kebutuhan Basal Cairan
indikasi terapi cairan
Tidak dapat minum cukup pengganti urine, keringat, nafas
Koreksi ketidak-seimbangan cairan (jumlah & komposisi)
Koreksi kehilangan abnormal
Perlu nutrisi intravena (usus tidak berfungsi)
Cairan Maintenance
Cairan Replacement
Cairan Nutrisi
Bilamana pasien perlu mendapat infus ?
Tidak dapat minum cukup cairan pengganti kehilangan
Perlu koreksi ketidak-seimbangan cairan  (jumlah dan komposisi elektrolit)
Perlu nutrisi intravena karena usus tidak berfungsi
Perlu jalan masuk vena untuk obat   (keep vein open)_
Cairan Maintenance
Mengganti kehilangan cairan rutin           (turn over ECF)
keluar urine (25 ml/kg/hari)                       
keringat + uap air nafas (700 ml/m2/hari)
Pasien 50 kg = 1.5m2 mengeluarkan cairan         (50 kg x 25 ml) + (1.5 x 700 ml) = 2250 ml
Jumlah ini harus diganti agar               keseimbangan cairan terjaga baik
Kebutuhan sehari
Volume  :  2000 ml (40 - 50 cc/kg)
 Natrium : 100-200 mEq (2-4 mEq/kg)
Kalium   :   50-150 mEq ( 1-3 mEq/kg)
Kalori     :   1500 kcal  ( 25-30 kcal/kg)
RD 1000 + D5 1000 ml Natrium   147       Kalium         4         Kalori       400
KaEnMg 2000 ml Natrium    100 Kalium       40 Kalori       800
Pedoman terapi cairan
cairan keluar = cairan masuk
Cairan Intravena
Terapi cairan intravena terdiri dari infus kristaloid, koloid, atau kombinasi keduanya.
1.Cairan kristaloid :
  Merupakan cairan encer yg   terdiri dari ion-ion (garam) dg BM rendah, dg atau tanpa glukosa. Cairan ini cepat setimbang dan didistribusi seluruhnya ke ruang cairan ekstrasel.
2. Cairan koloid terdiri dari substansi dg BM tinggi spt protein atau polimer glukosa besar, yang berfungsi menjaga tekanan onkotik koloid plasma dan sebagian besar tetap berada intravaskuler
Cairan Kristaloid
Pemilihan cairan berdasarkan jenis kehilangan cairan.
üKehilangan air diganti dg cairan hipotonik (cairan maintenance-type)
üKehilangan air disertai defisit elektrolit diganti dg cairan elektrolit isotonik (cairan replacement-type)
üKehilangan cairan intra operasi kebanyakan adl isotonik, umumnya digunakan cairan replacement-type, umumnya digunakan Ringer Laktat 
Waktu paruh intravaskuler : 20-30 menit
...con’t cairan kristaloid
Ringer Laktat
  hipotonik ringan, td. 100mL H2O dan Na 130 meq/L, plg fisiologis u/penggantian ciran dlm jml besar.
Normal salin
  cairan pilihan u/asidosis metabolik hiperkloremik dan u/mencairkan packed RBC sebelum transfusi
D5W
  u/mengganti defisit air murni dan sbg cairan maintenance bagi pasien dg pembatasan natrium
Cairan Koloid
Waktu paruh intravaskuler : 3-6 jam
Indikasi penggunaan koloid :
1.Resusitasi cairan pd pasien dg defisit cairan intravaskuler berat (contohnya syok hemoragik) sblm tersedia darah u/transfusi
2.Resusitasi cairan pd pasien yg mengalami hipoalbuminemia berat
3.Digunakan setelah resusitasi dg kristaloid saat EBL >20%, sebelum transfusi.   
FAKTOR-FAKTOR YANG DIEPERHATIKAN  DALAM PEMBERIAN TERAPI CAIRAN
Perbandingan komposisi
pada berbagai cairan infus
Seorang Dewasa BB 60 kg akan dilaksanakan operasi herniotomy. Pasien puasa 8 jam prabedah, lama operasi lebih kurang 1 Jam.
Berapa volume cairan yang diperlukan ?
Apa cairan yang dipilih ??

OBAT KARDIOVASCULER

Secara garis besar digolongkan atas 4 kelompok :
I. Obat anti angina
  a. Beta blocking agent
  b. Nitrat
  c. Calcium channels antagonis
II. Obat anti gagal jantung
  a. diuretik
  b. ACE inhibitor
  c. digitalis
  d. inotropik
III. Obat anti aritmia
IV. Obat anti koagulasi
  a. anti koagulan
  b. trombolitik
  c. anti platelet
Ingat tujuan utama dalam Advance Cardiac Life Support !
Koreksi hipoksemia
Membuat sirkulasi spontan dengan tekanan darah yg adekuat.
Mengoptimalkan fungsi jantung
Menekan dan mencegah aritmia  yg bermakna.
Menghilangkan sakit
Mengoreksi asidosis
Mengobati gagal jantung kongestif
OXYGEN,   why 
Meningkatkan tekanan oksigen arterial
Meningkatkan kandungan oksigen arterial
Memperbaiki oksigen jaringan
OXYGEN,  when …
Nyeri dada akut yang mungkin disebabkan oleh iskemia jantung
Hipoksemia oleh berbagai sebab
Henti jantung dan nafas
OXYGEN ,  how…
Tanpa henti jantung : 2 L / m
Dengan gangguan nafas ringan : 5 – 6 L/m
OXYGEN, watch out …
Keracunan oksigen
Mengurangi rangsangan pernafasan pada pasen dengan retensi CO2.
EPINEPHRINE, why…. .            (1)
Meningkatkan :
Resistensi vaskuler sistemik
Tekanan darah sistolik dan diastolik
Aktivitas listrik di miokardium
Aliran darah ke serebral dan koroner
EPINEPHRINE,  why….             (2)
Meningkatkan :
Kekuatan kontraksi miokard
Kebutuhan oksigen miokard
Automatisitas
EPINEPHRIN, when…
Henti jantung karena pulseless VT atau VF yang tidak respon dengan DC, asistole, PEA
Bradikardia simtomatik
EPINEPHRIN , how…
1 mg IV, ulangi setiap 3-5 menit
Henti jantung dan bradikardia simtomatik yang diikuti hipotensi: continuous infusion, 30 mg Epinephrine HCl ditambahkan kedalam 250 mL  normal saline atau D5W diberikan 100mL / jam dan dititrasi sampai efek hemodinamik yang diinginkan
EPINEPHRINE, watch out…
Auto-oksidasi
Memperburuk iskemia miokard
Merangsang ventricular ectopy
Menyebabkan hipertensi pada pasien yang tidak henti jantung.
ATROPINE, why…
Obat parasimpatolitik
Meningkatkan otomatisitas SA node maupun AV node melalui aksi vagolitik.
ATROPINE, when …
Terapi awal untuk bradikardia dengan simtom.
In 1st degree AV block, Mobitz type I AV block dan bradi-asystolic cardiac arrest : stimulasi vagal yang berlebihan.
ATROPINE,  how
Tanpa henti jantung : 0.5 – 1 mg,IV. Diulangi dalam interval 5 menit.
Brady-asystolic cardiac arrest : 1 mg IV. Diulangi dalam interval 5 menit.
ATROPINE,  watch out…
Menginduksi takikardia
Diberikan dengan hati-hati pada pasien dengan infark miokard.
Dosis berlebihan dapat menyebabkan : anti-cholinergic syndrome , delirium,takikardia, flushing,kulit terasa panas, pandangan kabur.
LIDOCAINE  , why….
Menekan aritmia ventrikel dengan menurunkan otomatisitas
Menghentikan re entrant ventricular arrhythmias
Meningkatkan ambang  fibrilasi
LIDOCAINE , when…                      (1)
Ventricular ectopy, wide complex tachycardias, ventricular tachycardia dan VF.
Pulseless VT dan VF yang refrakter terhadap terapi listrik dan epinefrin.
LIDOCAINE , when…                  (2)
Pasien dengan risiko terjadinya aritmia ventrikel yang maligna.
Tak direkomendasikan lagi untuk pemberian pencegahan rutin pada pasien dengan IMA.
LIDOCAINE , how…                       (1) 
Dosis awal  : 1,0 – 1,5 mg / kg I.V. bolus
Via ETT : 2 – 2,5 x IV dose
Bolus kedua : 0,5 – 0,75 mg / kg setelah 10`
LIDOCAINE , how…                      (2)
Bolus tambahan : 0,5 – 0,75 mg/kg every 5 ` -10` (bila masih tetap ada aritmia), sampai total: 3 mg/kg.
Continuous iv infusion: 2-4 mg/min (pada sirkulasi spontan).
LIDOCAINE ,  watch out…
Perubahan neurologis.
Depresi miokard & sirkulasi.
ADENOSINE ,  why…                  
Memperlambat konduksi melalui AV node.
Menghentikan jalur re-entri di AV node.
Mengembalikan ke irama sinus pada pasien dengan PSVT
Respon farmakologinya singkat.
ADENOSINE ,  when…
Menghentikan SVT yang melibatkan jalur re-entri  AV node.
ADENOSINE ,  how…
Dosis awal : 6 mg bolus cepat dalam 1-3” diikuti flush cepat normal saline.
Dosis ulangan : 12 mg, jika tak berespon dalam 1 – 2 menit
Teofilin menyebabkan kurang sensitif.
ADENOSINE ,  watch out…
Flushing, dyspnea, chest pain ( biasanya hilang dalam 1 – 2 menit )
Transient bradycardia dan ventricular ectopy
Tak terlalu berpengaruh pada hemodinamik
VERAPAMIL , why…                    
Menghambat aktifitas slow channel otot jantung dan aotot polos vaskuler.
Memperlambat konduksi dan memperpanjang masa refrakter AV node.
Memperlambat respon ventrikel pada atrial flutter dan atrial fibrillation
Efek inotropik negatif dan kronotropik negatif yang poten.
VERAPAMIL , when …
Menghentikan SVT dengan berefek langsung pada AV node.
Memperlambat respon ventrikel pada atrial flutter dan fibrillation
VERAPAMIL , how…
Dosis awal : 2,5 – 5 mg bolus selama 1-2 menit, perlahan.
Dosis ulangan : 5 – 10 mg dalam 15-30 menit setelah dosis awal.
5 mg bolus, tiap 15 menit, sampai berespon atau dosis total 30 mg.
VERAPAMIL , watch out …
Atrial flutter / fibrillation dgn sindrom WPW
VT , dapat menyebabkan hipotensi atau VF
Hypotension , A-V block
AMIODARONE,  why…
Efektif untuk  supraventricular arrhythmia, ventricular arrhythmia
Ventricular rate control
Kardioversi farmakologik
Menguah konduksi yang melalui accessory pathway.
AMIODARONE, when …
Terapi tambahan setelah electrical cardioversion pada PSVT yang refrakter  ( II a)
Kardioversi farmakologis untuk AF ( IIa).
Atrial tachycardia ( II b)
AMIODARONE, when…
Ventricular rate control pada rapid atrial arrhythmia pada pasen dengan fungsi ventrikel yang buruk, atau pada pasien dengan konduksi accessory pathway.
Cardiac arrest karena VT atau VF
   ( setelah defibrilasi dan epinefrin ).
AMIODARONE, when …
VT dengan hemodinamik  yang stabil.
polymorphic VT
Takikardia QRS lebar yang tak pasti sumbernya.
AMIODARONE,  how …
Dosis awal: 150 mg. I V. selama 10 minutes,
Ulangi 150 mg, jika perlu, untuk aritmia rekuren atau persisten.
Diikuti dengan 1 mg / min infus (6 jam)
Kemudian  0,5 mg / min
Max. dosis sehari : 2 grams
AMIODARONE,  how …
In cardiac arrest due to pulseless VT or VF :
Dosis awal 300 mg, infus cepat, diencerkan dalam 20-30 ml saline atau D5W.
Diulangi, 150 mg untuk VT/VF rekuren.
1 mg / menit ( 6 jam ), kemudian  0,5 mg / menit ( 18 jam )
Max. dosis sehari : 2.2 grams
AMIODARONE,  watch out…
 Hypotension
 Bradicardia
 Heart block
VASOPRESSIN, why…
Non-adrenergic peripheral vasoconstrictor
Half-life 10 – 20 menit (lebih lama dari epinephrine)
Selama CPR meningkatkan perfusi koroner, tekanan darah, aliran darah ke organ vital.
VASOPRESSIN, when…
Shock-refractory VF ( II b)
VASOPRESSIN, how…
40 U, I.V. single dose, 1 kali saja
Sod. Bicarbonate,  why…
Buffer agent
Menghasilkan CO2, selama CPR bila transport CO2 ke dan dari paru berkurang.
Sod. Bicarbonate, how …
1 mEq/kg, I V bolus sebagai dosis awal.
Berikan setengahnya tiap 10’
Periksa status asam basa dgn analisa gas darah.
Dapat diberikan dengan infus, menggunakan NaHCO3 5%.
Sod. Bicarbonate, watch out…
Perhatikan PCO2
Inotropik negatif
Hypernatremia dan perosmolality
DOPAMINE, why…                    (1)
Low dose (1-2 µg/kg/min) : merangsang reseptor dopaminergik menyebabkan vasodilatasi serebral, renal dan mesenterik , tapi menyebabkan meningkatnya tonus vena.
pada dosis 2 – 10  µg/kg/min :   meningkatkan curah jantung dan sedikit meningkatkan resistensi vaskuler sistemik
DOPAMINE, why …                    (2)
Pada dosis lebih dari 10  µg/kg/min: vasokonstriksi renal, arteri perifer, mesenteric, venous. Menyebabkan meningkatnya SVR, PVR, dan preload.
DOPAMINE,  when …
Hipotensi tanpa ada hipovolemia.
Bradikardia simtomatik dengan hipotensi, atau setelah kembalinya sirkulasi spontan stlh CPR.
DOPAMINE, how …
Dosis infus awal: 1–5 microgram/ kg/min, dapat ditingkatkan hingga TD dan output urin membaik.
Rentang dosis : 5 – 20 microgram/ kg/min
Sebaiknya gunakan volumetric infusion pump agar laju infus stabil.
DOPAMINE, watch out …          (1)
meningkatkan laju jantung, dapat menginduksi aritmia.
Pada dosis rendahpun dapat pula menyebabkan kongesti paru dan perburukan curah jantung.
Mual, muntah, terutama pada dosis tinggi.
DOPAMINE, watch out …           (2)
Nekrosis jaringan bila terjadi ekstravasasi.
Menjadi tak aktif pada keadaan basa; jangan dicampur dengan sodium bikarbonat.
DOBUTAMINE,  why …
Inotropic effect ; meningkatkan curah jantung
menurunkan resistensi vaskuler perifer
Tidak terlalu menyebabkan takikardia dibandingkan dopamin.
Meningkatkan aliran darah ke ginjal dan mesenterik dengan cara karena meningkatnya curah janutng.
Dapat dikombinasi dengan Dopamin
DOBUTAMINE, when …
Edema paru dengan curah jantung rendah atau.
Disfungsi ventrikel kiri yg tak dapat diberi vasodilator.
DOBUTAMINE, how …
Dicampur dengan D5W atau normal saline
Dose : 2 – 20 microgram/kg/menit.
DOBUTAMINE, watch out . . .
Dapat menyebabkan takikardia, arrhythmia dan fluktuasi TD.
Dapat memprovokasi iskemia miokard.
DIGITALIS, why …
meningkatkan kontraktilitas miokard.
Mengontrol respon ventrikel pada atrial flutter dan atrial fibrillation.
DIGITALIS, how …
Loading dose : 10 – 15 microgram/kg , IV.
Dosis meintenance tergantung berat badan dan fungsi ginjal.
DIGITALIS, when …
Atrial flutter, atrial fibrillation, mengembalikan  PSVT ke irama sinus.
Sedikit peranannya pada tata laksana CHF akut.
Baik pada CHF kronis
DIGITALIS, watch out …
Intoksikasi:
Atrial & ventricular premature complex, ventricular bigeminy, VT
Mual, muntah diare, ggn penglihatan dan status mental.
Lebih sering pada pasien dengan hypokalemia, hypomagnesemia, hypocalcemia
MORPHIN SULPHATE, why …
Mengurangi kecemasan.sakit dan iskemia.
Meningkatkan venous capacitance
Menurunkan systemic vascular resistance
Menurunkan kebutuhan oksigen, iskemia dan luas infark
MORPHIN , when …
Sakit dan cemas karena IMA
Acute cardiogenic pulmonary edema
MORPHINE ,  how …
1-3 mg, bisa diberikan tiap 5 menit.
GOAL : menghilangkan sakit.
MORPHIN, watch out …
Depresi nafas
Antidote, bila narkosis berlebihan: Naloxone ( 0.4 – 0.8 mg )
Hipotensi, perubahan laju jantung.
NITROGLYCERIN, why. . . . . . .  
Mengurangi sakit karena iskemia
Venodilatasi, mengurangi aliran darah balik ke jantung/ pre load dan konsumsi oksigen.
Dilatasi arteri koroner.
Meningkatkan aliran kolateral di jantung.
NITROGLYCERIN, When. . . . . . .
Nyeri dada iskemia, Angina pektoris tak stabil.
Edema paru akut ( jika  systolic > 100 )
Dipakai rutin pada IMA.
NITROGLYCERIN, how. . . . . . .
Sublingual: 0.3 – 0.4 mg, diulang tiap 5 men.
Spray inhaler, ulang tiap 5 men.
I.V. infusion : 10 – 20  µg/menit; dinaikan 5 – 10  µg/menit tiap 5 – 10 menit
Goal : menghilangkan nyeri dan menurunkan TD.
NITROGLYCERIN, watch out. . . . . .
Hati-hati bila systolic < 90 mmHg.
Turunkan MAP sampai 10% pada pasen normotensi, 30% pada pasen hipertensi.
Sakit kepala, TD turun, syncope,takikardia.
Infark ventrikel kanan.
ASPIRIN, why . . . . . .
Anti-platelet aggregation
Blok pembentukan thromboxane A2
Mengurangi mortalitas karena IMA.
Mengurangi risiko reinfark, dan stroke.
ASPIRIN, when. . . . . .
As soon as possible !
Terapi standar untuk pasen sakit dada yang diduga karena IMA.
ASPIRIN, watch out . . . . . .
Kontraindikasi relatif pada pasen dengan ulkus peptikum atau asma.
Kontraindikasi pada pasen yang hipersensitif terhadap aspirin.
Thrombolytic, Why. . . .
Fibrinolitik
Streptokinase, How. . . .
1.5 juta unit, iv, diencerkan dalam 45-100 cc, diinfuskan dalam waktu 30-60 menit.
Kontra indikasi absolut. ..
Riwayat stroke hemoragik kapan saja.
Riwayat stroke non-hemoragik  1 tahun terakhir.
Tumor intra kranial
Diseksi aorta.
Perdarahan internal aktif.
Terbagi 2 :
a. gliserin trinitrat
b. ISDN
Efek :
- ↑ kapasitas vena
à - vena perifer
   - ↓ venous return
   - volume ventrikel ≤ pd ddg myokard
   - O2 demand ↓
Efek samping : hipotensi, sakit kepala, muka hiperemesis,
Perawatan :
- obs.BP sblm & sesudah pemberian obat
- obs BP & chestpain pd pemberian nitrobad

MANAGEMENT SHOCK

management shock

MANAGEMEN KEPERAWATAN PADA PASIEN SHOCK
Oleh :
Tri Cahyo S
Definisi
  Suatu sindroma dimana perfusi jaringan tidak adekuat, akibat dari ketidak mampuan sistem sirkulasi untuk mensuplai oksigen
Shock
Perfusi jaringan tidak adekuat
Penurunan suplai oksigen
Metabolisme anaerobik
Akumulasi “metabolic waste”
PUMP tdk bekerja scr optimal 
       cardiogenic
FLUID  tidak cukup dlm sistem 
      hypovolaemia
TUBING : gangguan fungsi distribusi
         distributive






Kondisi normal

satu komponen mengalami gangguan fungsi
komponen lain berusaha melakukan kompensasi
Pada kondisi shock
satu komponen mengalami gangguan fungsi
elemen lain gagal melakukan kompensasi secara adekuat
Penyebab Shock
Serangan jantung
Kehilangan darah yg berat atau tiba-tiba
Penurunan cairan tubuh
Infeksi
Terpapar lama pada kondisi panas/dingin yg ekstrem
Klasifikasi Shock
ØSyok Kardiogenik
ØSyok Hipovolemik
ØSyok Distributif
ØSyok Obstruktif
Cardiogenic shock
Jantung kehilangan kemampuan u/ memberikan suplai darah ke seluruh bagian tubuh
Biasanya akibat kegagalan ventrikel kiri sekunder thd  infark miokardial akut & gagal jantung
DISTRIBUTIVE SHOCK
NEUROGENIC SHOCK
ANAPHYLAKTIC SHOCK
SEPTIC SHOCK
Anaphylactic shock
ØReaksi antigen antibodi
Ø Pelepasan histamin
Ø Peningkatan permeabilitas kapiler
Ø Dilatasi arteriole
Venous return
Tanda Shock Akut
Pe↓ TD sistolik & diastolik secara progresif
Kulit dingin, pucat, dan lembab
Sianosis
Nadi kecil dan cepat
Pernafasan cepat dan dangkal
Oliguria
Perubahan/Petingkat kesadaran
Clinical Signs of Acute Hemorrhagic Shock
Tingkatan Shock
Compensatory stage
  Respon kompensatorik dpt menstabilkan sirkulasi
Progressive stage
  Manifestasi dari sistemik hipoperfusi & kemunduran fungsi organ
Irreversible stage
  Kerusakan sel yg hebat tdk dpt dihindari yg akhirnya menuju kematian
Compensatory stage assessment
Restlessness
oriented
pupils normal
heart rate increased
systolic B/P normal or slight decrease
Diastolic B/P normal or slight increase
respirations faster and deeper
output = or <
pale, cool, may be thirsty
Role of the RN
Continuous in-depth assessment of the patient’s hemodynamic status
Prompt recognition of problems
Accurate use of emergency orders
Prompt and accurate reports of deviations in assessment to physician
Reducing patient anxiety
Promoting patient safety
Progressive stage assessment
Listless, agitated, apathetic, confused
speech slowed
pupils dilated
tachycardia
pulses weak
systolic B/P < 90
Diastolic B/P falling
respirations rapid and shallow
oliguria
cold, clammy, cyanotic, marked increase in thirst
Role of the RN
Requires expertise in assessing and understanding shock and the significance of changes in assessment data
Managing, implementing and documenting treatments, medications, fluids along with continuous assessment and collaboration
Irreversible shock assessment
Confused, disoriented or unconscious
reflexes absent
pupils dilated with minimal response to light
HR slow and irregular
pulses absent (or very weak)
Systolic B/P falling to unobtainable
Diastolic B/P approaching 0
Respirations slow and shallow, irregular
output very <or absent
cold, clammy
absent bowel sounds
Role of the RN
Continuing the astute assessment and interventions begun in previous stages
Recognizing that the patient is very likely to be terminal
Initiating palliative and end-of-life activities
Support and explanation to family members
Treatment of Shock
Maintain airway
Control bleeding
Baseline vital signs
Level of consciousness
Treatment  of  Shock
Positioning
ABCD approach
Fluid therapy
Drug therapy
Keep patient at normal temperature
Prevent hypothermia
Minimize effect of shock
On-going assessment - every 10-15 minutes
Fluid Replacement
Crystalloid replacement:  NS and LR
Easily available, but can cause rebound overload, much is lost to tissues
No oxygen carrying capacity 
Colloids:  plasma proteins such as albumin
Large molecules that pull fluids into tissues, but are harder to obtain, more expensive and run risk of anaphylaxis
No oxygen carrying capacity
Blood:  if the patient is in hypovolemic shock, this is the fluid of choice
Does have oxygen carrying capacity
Harder and slower to obtain, generally needs to be cross-matched
Vasoactive medications
Vasopressors:   Intropin (dopamine), Dobutrex (dobutamine)
 Vasodilators:  Nipride (nitroprusside), Tridil (nitroglycerine)
Other medications
Corticosteroids
Antibiotics